Selamat datang temans, silahkan pilih menu yang kalian sukai, jangan lupa baca Bismillah ya ^_^

Faktor penghambat integrasi wanita nelayan (pendekatan ekonomi masyarakat) dalam pembangunan kelautan dan perikanan


Abstract:
Selain peran geopolitik, laut juga memiliki peran geoekonomi. Laut kita mengandung kekayaan alam yang sangat besar dan beraneka ragam. Ada 3 potensi pembangunan yang terdapat diwilayah peisir dan lautan yaitu (1) sumberdaya dapat pulih (renewable resources); (2) sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable resources);dan (3) jasa-jasa lingkungan (environtmental service). Salah satu subjek yang beraktivitas langsung di daerah pesisir pantai adalah nelayan.

Berdasarkan klasifikasi kelompok nelayan dilihat dari segi kepemilikan alat tangkap, terdapat 3 klasifikasi nelayan yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain, nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain, dan nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dalam pengoprasiannya tidak melibatkan orang lain. Karena keterbatasan potensi serta modal usaha maka sebagian besar nelayan di Indonesia termasuk kedalam klasifikasi nelayan buruh yang memiliki pengertian nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Mereka harus membagi hasil tangkapannya dengan nelayan juragan (yang memiliki peralatan) sampai 65% dengan pembagian 50% untuk nelayan juragan dan 15 % untuk mengatasi kerusakan.

Wanita nelayan adalah pihak yang secara langsung merasakan kondisi dari aktifitas nelayan. Pada umunya wanita nelayan hanya membantu mendistribusikan hasil laut dari suami atau keluarganya dengan cara menjualnya kepasar.

Faktor yang menghambat integrasi wanita nelayan dalam pendekatan ekonomi masyarakat meliputi pertama, pendidikan yang rendah, pendidikan yang rendah adalah dampak dari kondisi ekonomi nelayan yang tidak menentu akibatnya pendidikan menjadi hal yang dikesampingkan. Kedua, kurangnya pelatihan – pelatihan dalam mengelola hasil laut seperti ikan, kerang, rumput laut, dan lain-lain, agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada menjual hasil laut sebelum dikelola dari pemerintah setempat, ketiga, modal yang terbatas, kebanyakan dari wanita nelayan harus terjerat oleh rentenir. Hal inipun diakibatkan karena tidak berjalannya koperasi dari pemerintah.

Oleh karenanya, dalam pendekatan ekonomi masyarakat, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan, wanita nelayan harus memiliki pendidikan yang tinggi, skill dalam mengelola hasil laut sehingga memiliki daya jual yang tinggi, dan pengadaan koperasi agar tidak terjerat oleh rentenir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi siapapun yang mau berdiskusi, silahkan berikan kometar...