Selamat datang temans, silahkan pilih menu yang kalian sukai, jangan lupa baca Bismillah ya ^_^

Haqqul Yaqiin

Bismillahirrahmaanirrahiim

Haqqul yaqin, yup tema yang berat namun menarik menurut pembicara saat memulai pembicaraannya pada acara KISS (Kajian Islam Sabtu Sore) yang diadakan PIP (Pusat Informasi Pare) di ruang California Mahesa institute. Acara yang menarik dan cukup merecharge ruhiyah kita saat kita berada di pare. Berat karena ia (ustad) merasa belum benar-benar mencapai haqqul yaqin kepada Allah yang mendalam. “Ehm...apa lagi aku “ujarku dalam hati.
Beliau tidak ingin hanya menjadi lilin, dapat menerangi namun dirinya terbakar. Namun dengan niat fastabiqul khoirot serta muhasabah diri, akhirnya mulailah ustad tersebut menyampaikan materinya dengan bercerita tentang putri kecilnya Malik bin Dinar, seorang ulama besar yang termasyhur dimasanya, tepatnya di Arab yang memiliki haqqul yaqin yang luar biasa kepada Allah SWT.

Kondisi kehidupan Malik bin Dinar dapat dikatakan jauh dari kemewahan duniawi. Hidupnya sangat sederhana namun kaya hati dan ilmu. Saat itu Malik bin Dinar akan berangkat untuk menunaikan ibadah haji, beliau meninggalkan istri dan putrinya tersebut dengan bekalan yang tidak banyak, hingga dirasa akan habis sebelum beliau (Malik bin Dinar) pulang. Saat itu istri beliau mengungkapkan kekhawatirannya apa yang harus dilakukan jika bekal tersebut habis, namun dengan bijaknya putri kecilnya itu menjawab bahwa kita masih punya Allah yang maha kaya dan tak pernah tidur sehingga tidak akan membiarkan hambanya kesusahan. Akhirnya berangkatlah malik bin dinar menuju Mekkah, namun sebelumnya ia berpesan kepada putri kecilnya untuk menjaga ibunya selama ia pergi dan senantiasa membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan semampunya.
Setelah beberapa hari, akhirnya perbekalan dirumah pun habis, hingga ibunya memohon ijin kepada putrinya untuk pergi ketempat kerabatnya untuk meminjam beberapa bahan makanan. Namun sebelum ibundanya pergi, putrinya menyampaikan agar ibunya jangan terlalu risau, percaya sepenuhnya kepada Allah, bahwa Allah tidak akan membiarkan hambanya kesusahan. Akhirnya pergilah sang ibunda ketempat kerabatnya itu, dan tinggalah puri kecilnya itu sendiri dirumah.
Saat itu ada serombongan sulthon (raja) pada masa itu yang sedang berburu bersama pengawalnya. Mereka kehausan dan akhirnya berhenti tepat di depan rumah Malik bin Dinar. Setelah mengucapkan salam, akhirnya ia mengatakan maksudnya untuk meminta bantuan. Kemudian putri Malik bin Dinar tersebut memberikan air minum secukupnya dengan hanya mengulurkan tangannya. Kemudian sang raja tersebut bertanya apakah ia boleh masuk kerumah untuk menumpang istirahat, maka putri tersebut menjawab “mohon maaf saya sedang sendiri dirumah, dan anda bukan muhrim, jadi saya tidak bisa mempersilahkan masuk kedalam”. Ehm..makin penasaran sang raja tersebut, usianya masih sangat belia namun karaekter keislamannya sudah terbentuk. Siapa rupanya anak ini “ ujar sang raja dalam hati”. Kemudian sang raja bertanya lagi, “ibumu kemana”?, lalu dijawabnya “ibuku sedang ketempat kerabatnya untuk mencari pinjaman bahan makanan, karena ayahku sedang menunaikan ibadah haji dan persediaan makanan kita mapir habis”. Kemudian sang raja bertanya lagi, “siapakah ayahandamu itu wahai anak kecil”. lalu dijawabnya “ ayahku adalah Malik Bin Dinar”, seketika itu juga sang raja kaget sekaligus bersyukur karena bisa mengetahui tempat tinggal ulama yang termasyhur itu. “ooh..rupanya ia anak dari Malik bin Dinar, pantas saja karakternya sudah terbentuk sejak usianya maish belia, aku memang mengenal dekat dengan Malik bin Dinar, namun aku belum pernah berkunjung kerumahnya. Rupanya beliau hidup dalam kesederhanaan,” gumamnya dalam hati. Akhirnya sang raja tersebut memerintahkan para pengawalnya untuk membelikan beberapa bahan makanan dan buah-buahan untuk keluarga Malik bin Dinar. Kemudian diberikannya kepada putrinya, sesaat memang ia menolak dengan halus dan berkata “ saya ikhlas untuk menolong saudara, jadi tidak usah memberi imbalan apapun”. Kemudian sang raja pun berkata “saya ingin memberinya sebagai bentuk terimaksih sudah menolong kami, dan tolong sampaikan salam kepada ayahmu nanti kalau sudah sampai, saya adalah seorang raja”. Akhirnya, sang raja pun memberikan bekal makanan dan buah-buahan kepada putri Malik bin Dinar tersebut dan akhirnya mohon pamit untuk meneruskan pejalanan.
Tak lama kemudian, ibunya datang dengan wajah yang lemas. “anakku saudara-saudara kita juga sedang kesulitan, mereka tidak memiliki simpanan bahan makanan untuk dipinjamkan”, ujar ibunya dnegna sedih. Namun, putri kecilnya itu menenangkan, “ibu, Allah tidak akan mneyia-nyiakan hambanya, ini saya baru saja mendapat bahan makanan dan buah-buahan yang cukup dari seorang raja yang beristirahat dirumah kita. Wahai ibu, bagnilah kalau kita menggantungkan harapan kepda orang, belum tentu mereka akna memenuhinya dan dapat mneyebabkan kita kecewa. Namun berbeda jika menggnatungkan harapan kepada Allah, insyAllah Allah mengabulkannya. Allah itu maha kaya, tidak memiliki keterbatasan apapun”.
Pelajaran ini lah yang mesti kita ambil yaitu haqqul yaqin, yaitu benar-benar berhusnudzon kepada Allah dan menyerahkan semua urusan kta kepada Allah. Ingatlah saudaraku, saat kita meminta sesuatu kepada Allah, mungkin Allah tidak memberikan apa yang kita pinta, namun Allah pasti memberikan apa yang kita butuhkan. Mungkin Allah pun tidak menjawab permintaan kita dengan kata “Yes” namun menjawabnya dengan memberikan yang “Best”.

Wallahua’lamu bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi siapapun yang mau berdiskusi, silahkan berikan kometar...