Tilawahmu tidaklah terlalu merdu, keimananmu pun seolah bersandar
kepadaku.
Tapi, di mana lagi aku temui perempuan seikhlasmu?
Wajahmu tak cantik melulu, masakanmu pun tidak lezat selalu.
Tapi, katakan kepadaku, di mana lagi aku jumpai perempuan seperkasamu?
Kau bahkan tidak biasa berbicara mewakili dirimu sendiri, dan acapkali
menyampaikan isi hatimu dalam bahasa yang tak berkata-kata.
Demi Tuhan, tapi aku benar-benar tidak tahu, ke mana lagi aku cari
perempuan seinspiratif dirimu?
Ingatkah lima tahun lalu aku hanya memberimu selingkar cincin 3 gram
yang engkau pilih sendirian? Tidak ada yang spektakuler pada awal
penyatuan kita dulu. Hanya itu. Karena aku memang tidak punya apa-apa.
Ah, bagaimana bisa aku menemukan perempuan lain sepertimu?
Aku tidak akan melupakan amplop-amplop lusuhmu, menyimpan lembaran
ribuan yang kausiapkan untuk belanja satu bulan. Dua ribu per hari.
Sudah kauhitung dengan cermat. Berapa rupiah untuk minyak tanah, tempe,
cabe, dan sawi. Ingatkah, Sayang? Dulu kita begitu akrab dengan racikan
menu itu. Setiap hari. Sekarang aku mulai merasa, itulah masa paling
indah sepanjang pernikahan kita.
selengkapnya...
kepadaku.
Tapi, di mana lagi aku temui perempuan seikhlasmu?
Wajahmu tak cantik melulu, masakanmu pun tidak lezat selalu.
Tapi, katakan kepadaku, di mana lagi aku jumpai perempuan seperkasamu?
Kau bahkan tidak biasa berbicara mewakili dirimu sendiri, dan acapkali
menyampaikan isi hatimu dalam bahasa yang tak berkata-kata.
Demi Tuhan, tapi aku benar-benar tidak tahu, ke mana lagi aku cari
perempuan seinspiratif dirimu?
Ingatkah lima tahun lalu aku hanya memberimu selingkar cincin 3 gram
yang engkau pilih sendirian? Tidak ada yang spektakuler pada awal
penyatuan kita dulu. Hanya itu. Karena aku memang tidak punya apa-apa.
Ah, bagaimana bisa aku menemukan perempuan lain sepertimu?
Aku tidak akan melupakan amplop-amplop lusuhmu, menyimpan lembaran
ribuan yang kausiapkan untuk belanja satu bulan. Dua ribu per hari.
Sudah kauhitung dengan cermat. Berapa rupiah untuk minyak tanah, tempe,
cabe, dan sawi. Ingatkah, Sayang? Dulu kita begitu akrab dengan racikan
menu itu. Setiap hari. Sekarang aku mulai merasa, itulah masa paling
indah sepanjang pernikahan kita.
selengkapnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi siapapun yang mau berdiskusi, silahkan berikan kometar...