Selamat datang temans, silahkan pilih menu yang kalian sukai, jangan lupa baca Bismillah ya ^_^

Rifqa Bary, Murtad Melalui Facebook

Hati-hati jika membiarkan anak Anda yang Muslim bercengkerama di dunia maya,
khususnya situs jejaring sosial seperti Facebook.

Brian Williams tidak yakin apa yang membuat temannya bercerita. Ia bertemu
Rifqa Bary, seorang siswa SMA dari Gahanna, Ohio, di sebuah gereja di
Universitas Ohio State akhir tahun lalu. Rifqa sangat santun dan sangat
ingin tahu, ia menceritakan bahwa ia datang dari keluarga Muslim, tetapi ia
telah menjadi Kristen. Orang tuanya murka. Menurut Rifqa, dia harus
menyembunyikan keyakinan barunya, menyembunyikan Alkitab, dan menyelinap
pergi untuk ke gereja. Rifqa menuduh orang tuanya: akan membunuhnya karena
ia beralih ke agama Kristen.

Kasus Rifqa Bary sedang hangat di pengadilan Florida, AS. Rifqa berusia 17,
dan jelas masih tinggal bersama keluarga angkatnya di Orlando. Kasusnya
telah jauh melampaui dinding-dinding ruang sidang dan meningkat menjadi
bentrokan agama yang mematikan.

Dia diwakili oleh John Stemberger, seorang Kristen konservatif, pengacara
yang terlibat dalam perselisihan Terri Schiavo, wanita Florida yang terus
hidup dengan selang sampai diputus pada tahun 2005. Dia dan berbagai
kelompok sayap kanan telah medukung Rifqa menuntut orang tuanya sendiri dan
sebuah masjid yang mereka hadiri di Columbus, Ohio. Namun Krista
Bartholomew, wali Rifqa untuk peradilan ini, mengatakan dalam sidang Kamis
lalu, "Ini bukan perang suci. Ini adalah sebuah kasus tentang seorang gadis
kecil yangketakutan dan keluarga yang tengah hancur. "

Keluarga Imigran

Mohamed dan Aysha Bary meninggalkan Sri Lanka pada 2000 dengan dua anak
mereka, Rifqa dan seorang kakak laki-lakinya. Mereka pindah ke New York
(anak ketiga mereka, seorang anak laki-laki, lahir di Amerika Serikat).
Alasan imigrasi ini karena mereka khawatir kesehatan Rifqa. Ketika masih
kecil, Rifqa tertimpa sebuah mainan pesawat yang menusuk mata kanannya. Para
dokter di Sri Lanka menganjurkan seluruh keluarga itu untuk pindah ke AS
sehingga Rifqa dapat memperoleh perawatan medis yang lebih baik. Pada
akhirnya, matanya diselamatkan.

Kemudian, pada tahun 2004, Mohamed pindah lagi, kali ini untuk mencari
pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya. Ia menetap di daerah
Columbus, yang mempunyai peringkat tinggi secara akademik. Di New Albany
High School, Rifqa menjadi anak yang pintar. Dia medapatkan rata-rata nilai
3,5 dan menjadi anggota tim pemandu sorak. Mohamed "sangat bangga pada
anak-anaknya, " kata Gary Abbott, sahabat karibnya di Amerika Serikat (dan
seorang Kristen). "Dia memperjuangkan hidup anak-anaknya lebih daripada
hidupnya sendiri."

Awal Persinggungan Rifqa dengan Kristen

Segera setelah tiba di Ohio, Rifqa mulai mengenal dan bertanya-tanya tentang
kekristenan. Mohamed mengatakan keluarganya tidak intens datang ke masjid,
karena jadwal perjalanannya sebagai pedagang permata. Menurut Jamal
Jivanjee, Rifqa pertama kali belajar tentang Yesus Kristus dari seorang
gadis di SMP yang sama dengannya. Gagasan bahwa "Anda bisa memiliki hubungan
dengan Tuhan adalah konsep yang sangat menarik baginya," kata Jivanjee. Pada
tahun 2005, Rifqa menjadi seorang Kristen di Gereja Methodis Amerika korea
di Columbus, sesuai dengan surat pernyataan yang diajukan oleh pengacaranya.

Rifqa secara teratur menghadiri kelompok doa dan berpartisipasi dalam
kehidupan pro-aborsi di klinik. Dia juga berhubungan dengan orang-orang
Kristen yang baru secara online, melalui kelompok-kelompok keagamaan seperti
Doa Amerika Serikat di Facebook. "Internet menjadi gereja-nya," kata
Williams, yang menyebut Rifqa yang paling bersemangat.

Pada bulan Agustus 2008, Rifqa mengirim e-mail ke Jivanjee, ia menggambarkan
orang tuanya sebagai " Muslim yang taat" dan menulis bahwa setelah beralih
menjadi pemeluk Kristen pada usia 13 tahun, "tentu saja aku tidak bisa
memberitahu mereka. Di mana aku tinggal dan pergi?"

Mohamed mengatakan perilaku Rifqa mulai berubah lebih keras di awal musim
panas ini. Ia menjadi sering menarik diri, nyaris tidak berbicara padanya
ketika mereka pergi ke suatu tempat secara bersama-sama. Ibu Rifqa, sering
menemukan buku-buku tertentu yang dibaca oleh anaknya itu, seperti Islam
Radikal dan beberapa yang lainnya. Ketika itu, Aisya mengatakan kepada
suaminya bahwa anak mereka harus dikirim ke Sri Lanka untuk ditangani atau
menjauhkannya dari komunitas dengan siapa Rifqa bergaul. Yang paling membuat
Mohamed khawatir ketika itu adalah intensitas Rifqa di Facebook.

Dari Facebook, ia juga mendapatkan sedikitnya enam atau tujuh orang yang
siap menampungnya. Ia yakin bahwa ayahnya akan membunuhnya jika mengetahui
ia telah menjadi seorang Kristen. Pada 19 Juli, Rifqa pergi dari rumahnya ke
Orlando. Ia ingin dibaptis di gereja Gereja Revolusi Global
evangelis-Beverly, dari gereja ini sebagian orang telah menjalin komunikasi
dengannya di Facebook.

Ketika orang tuanya tahu anaknya hilang, mereka panik. Mereka mengajukan
laporan orang hilang pada kepolisian Columbus polisi dan mengulurkan meminta
bantuan pada banyak pihak. Pada 5 Agustus, setelah lebih dari dua
minggu—kepolisian Columbus mewawancarainya melalui telepon dna Rifqa berada
di Kansas.

Kasus Rifqa banyak muncul di YouTube. Untuk sementara, pengadilan setuju
untuk membiarkan Rifqa tinggal bersama keluarga angkat. Tetapi untuk
sekarang, negara bagian Florida memiliki hak asuh atas dirinya.

"Ini sangat sulit bagi kami untuk percaya bahwa telah sejauh ini," kata
Mohamed. "Kami mencintainya, kami ingin dia kembali." (sa/newsweek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi siapapun yang mau berdiskusi, silahkan berikan kometar...