Selamat datang temans, silahkan pilih menu yang kalian sukai, jangan lupa baca Bismillah ya ^_^

Mahasiswa kehilangan arah


Berangkat dari penilaian subjektif, namun semoga dapat dilegitimasi oleh niat serta tujuan yang ingin disampaikan lewat tulisan ini. Saat ini banyak mahasiswa kehilangan arah, kenapa? rasanya sejarah mahasiswa akan terus berlanjut hingga dunia ini menghabisi masa tuanya. Mulai dari sejarah yang membanggakan, mengharukan, namun tidak sedikit pula mahasiwa kita menorehkan sejarah yang memalukan. Dari eksistensinya sebagai ironstock kepemimpinan, edukasi, praktisi dan lain sebagainya hingga ada beberapa juga sempat digelari pahlawan namun tidak sedikit pula yang pantas digelari pecundang.
Terlepas dari itu semua, mahasiwa tetaplah sebagai masyarakat elit yang tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menyandangnya. Ada banyak harapan yang masyarakat berikan kepada mahasiswa yang benar-benar memiliki idealisme yang tinggi.

Idealnya aktivitas mahasiswa semuanya memiki nilai edukasi yang positif, dengan maksud dapat dijadikan sebuah bekal ketika gelar tersebut tidak disandangnya lagi. Kuliah, perpustakaan, seminar, talkshow, workshop dan sebagainya merupakan aktivitas rutin mahasiswa terlepas dari eksistensinya di perpolitikan kampus maupun dalam mengembangkan gifted and talented (minat dan bakat) melalui unit kegiatan mahasiswa lainnya yang variatif.

Seyogyanya pun, ketika memilih sebuah tayangan juga harus memuat sisi edukasi positif. Jika menganalisa tayangan yang ada di pertelivisian kita, sangat minim sekali tayangan yang memiliki muatan sisi edukasi. Kiranya semua sepakat jika dominasi nilai yang ditonjollkan pada tayangan televisi kita hanyalah sifat hedonis, kapitalis, kemewahan, style hidup yang tinggi dan glamour, serta kompetisi-kompetisi yang merubah mindset kita bahwa kesuksesan itu bisa diperoleh oleh cara yang instan.

Berawal dari acara talkshow yang digawangi oleh tukul yang mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat. Hal ini terlihat dari eksistensinya hingga sekarang. Sampai-sampai tukul pun digelari orang yang fenomena ditahun 2007. Para peserta yang mengikutinya pun tidak hanya dari kalangan orang biasa, namun juga kelompok-kelompok masyarakat lainnya, dan tidak ketinggalan juga mahasiswa.

Dengan bangganya mereka menggunakan almamater untuk mengikuti acara tersebut. Entah nilai edukasi apa yang mereka cari lewat tayangan tersebut. Acara yang hanya mengedepankan sisi pribadi selebritis, sama sekali tidk ada sisi edukasinya.

Ingin fenomena juga seperi tukul, eko patrio dan dewi persik pun mencoba untuk menggawangi kegiatan talkshow sejenis. Sebuah tayangan yang mengilhami tulisan ini, kenapa? ternyata yang antusias mengikuti kegiatan tersebut tak lain adalah mahasiswa yang dengan bangganya menggunakan almamater mereka. Padahal, pada acara ini tidak jauh berbeda dengan acara sebelumya, lebih-lebih acara ini diselingi goyang sensualitas dewi persik.

Lagi-lagi berawal dari pemikiran subjektif, sepertinya hal ini tidak menjadi persolaan yang mencuat jika mengikuti acara tersebut tanpa menggunakan almamater pendidikan. Bukan maksud mensakralkan almamater namun ini mencerminkan sebuah identitas sebuah instansi pendidikan. Akan lebih membanggakan jika penggunaan almamater diiringi oleh kegiatana yang membanggakan, bukan memalukan. Apakah pantas identitas sebuah lembaga pendidikan (red_universitas) dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memiliki nilai edukasi?

Appresiaisi itu tidak penting namun harus, sekecil apapun itu. Karena jika bukan kita yang memberikan appresiasi terhadap almamater kita sendiri, siapa lagi? Sepertinya di televisi pun masih ada tayanagn yang bernilai eduksi positif walau tidak banyak jika dibandingkan dengan yang lainnya. Acaranya pun lebih pantas untuk dihadiri oleh mahasiswa beserta alamamter kebanggaanya. Sebut saja republik BBM, yang mengajak kita berfikir sebagai seorang pemimpin dan negarawan. Mencoba berdiskusi dan mencari solusi sejalan dengan masalah yang dihadapi oleh negara ini. Walau hanya sekedar wacana yang dihasilkan, minimal kita sudah berusaha bergerak untuk kemajuan negara kita. Dan yang terpenting kita sudah berfikir sebagai orang besar. selain itu profile orang-orang sukses dan berani pun ditayangakan diacara bertajuk your smile. Acara yang dipresenteri oleh nurul arifin memiliki tujuan agar kita mendapat suntikan semangat dari mereka, tayangan inipun lebih layak dilihat oleh mahasiswa. Tidak berbeda juga dengan tayangan yang mengajak kita memberikan sesuatu yang terbaik bagi negeri ini, yaitu padamu negeri yang ditayangkan oleh televisi nasional. Kick andi pun turut serta memberikan sesuatu yang berharga bagi negeri ini ditengah krisisnya tayangan yang bernilai edukasi, mulai dengan membahas permasalahan negeri juga membahas orang-orang sukses dan memiliki prestasi bagi bangsa. Serta banyak lagi tayangan-tayangan yang lebih pantas dilihat oleh mahasiwa dengan menggunakan almamaternya.

Permasalahan ini bisa dibilang kecil, namun akan berdampak besar bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi siapapun yang mau berdiskusi, silahkan berikan kometar...