Selamat datang temans, silahkan pilih menu yang kalian sukai, jangan lupa baca Bismillah ya ^_^

buat sari

bismillahirrahmaniirrahiim.

Tulisan ini dibuat karena permintaan adik tingkat yang sama-sama beraktifitas di TRAS. Disanalah aku dibesarkan, banyak cerita, pengalaman, pelajaran, sahabat yang aku dapatkan. Masih ingatkah teman-teman, kita tetap punya salam yang sama yaitu “MUDA, CERDAS, BERPRESTASI”, salam itu akan tetap hidup dalam diriku. “teh ceritain dunk waktu menang LKTI di Banten, buat inspirasi” ujarnya di fs, em..kalau kita masih beraktifitas sama-sama, pasti akan diceritakan secara langsung. Tapi karena kita berjauhan, blog adalah salah satu sarana komunikasi kita. Semoga dengan membaca tulisan ini dik sari dan yang lainnya benar-benar terinspirasi ya.
Sebelum bercerita, kalian tau ga apa LKTI, ya bener, Lomba Karya Tulis Ilmiah. Ehm..kalau dengar kata-kata ilmiah, imaginasi kita langsung kepada tumpukan buku, ngelab, riset, statisik, dll. Sebenernya iya juga, tapi jangan takut dulu, ikut LKTI tidak seseram yang dibayangkan, apalagi buat yang belum skripsi, itung-itung latihan sidang/kompre/pendadaran didepan penguji. Kadang-kadang pengujinya lebih hebat dari dosen-dosen kita loh, jadi kita sudah punya satu bekal untuk menyelesaikan TA, yaitu berani dan pede. Jangan salah, banyak lo yang menunda-nunda ujian skripsi hanya karena takut menghadapi pengusi saat sidang, stay cool pren, mereka juga manusia koq,he…

Mengerjakan KTI itu menyenangkan, buatlah penyemangat pribadi dalam ikutan LKTI. Misal karena hadiahnya, ato meningkatkan potensi, ato biar ada yang ditulis saat mengisi CV di kolom “prestasi”, tapi yang mesti kita tanamkan adalah bagaimana kita bisa menunjukkan eksistensi kita melalui prestasi kita bahasa kerennya cogirto ergo sum (berfikirlah maka kita ada) atau show your existence through your potency. Senang kan kalau dikenal teman, “kenal dengan sari ga”, “oh…iya, yang menang LKTM itu khan” nah apa ga senang, apalagi sebagai seorang muslimah kita kudu pintar, cerdas, kreatif. Saya dulu sempat ditanya, apa motivasinya ikutan lomba ini, “uang dua juta” ha..ha.. ga usah malu, kalau memang itu jadi motivasi kita, minimal dari motivasi yang materialistis dapat meningkatkan motivasi kita yang kurang kalau hanya untuk optimalisasi potensi. Siapa hayo yang ga mau uang??? He..
Oya, jadi inget saat TRAS, buat pelatihan untuk PKM, publikasinya lumayan santer, di FS, blog, email, milis, dengan mengangkat judul besar TRAS BAGI-BAGI UANG 6JUTA RUPIAH, dan sepertinya berhasil karena banyak teman-teman TRAS yang bisa lolos PKM DIKTI dan akhirnya mendapatkan uang 6 juta. Hayoo motivasinya dulu apa?? Uang 6 juta khaan, ga perlu dijawab, he.. ingat teman-teman yang sedang mengerjakan PKM, itu adalah amanah, kerjakan dengan responsible semoga kalian bisa maju sampai ke PIMNAS, sebuah cita-citaku yang belum terwujud, dan semoga kalian bisa mewujudkannya.
Kita kembali kepada cerita awal, sebenernya agak kurang pas juga anak FKIP Bahasa Inggris membahas mengenai “STRATEGI ATASI BANJIR DAN KELANGKAAN AIR DI BANTEN”, ini adalah tema yang diangkat DPU dalam memperingati HARI AIR SEDUNIA ke 15. Pengumuman ini aku baca disurat kabar saat mengikuti syuro, segera aku tulis dibuku harianku. Sesampainya dirumah, aku membaca semua mengenai persyaratan lombanya. Tapi kalau lomba ini, motivasiku bukan uang, karena tidak ditulis nominal yang akan didapatkan oleh sang juara. Jadi mungkin kenapa aku menang, karena motivasiku yang tulus untuk meningkatkan potensi yang aku miliki, (nah lo yang motivasinya uang???). Oya flash back ya, kalau kalian baca profile ku di FS, salah satu hobiku adalah mendokumentasikan info lomba-lomba, karena siapa tau ada yang bisa dikerjakan dan menang. ya seperti pada cerita ini. Jadi saran buat kalian coba ikutilah hobiku, pajang dikamarmu, atau tulis dibuku harianmu yang sewaktu-waktu bisa kamu baca, jika saat kamu baca otakmu menjadi tegang nafas agak berat, itu tandanya otak mulai siap dengan kerja dan berfikir (janga kalian salah persepsi, ketika otak tegang kalian menganggap lelah kemudian beristirahat, lalu kapan berfikirnya), itu pun menandakan semangatmu mulai muncul, motivasimu mulai hidup, jangan sia-siakan teruslah diransang, segera ke perpustakaan atau ke warnet untuk melihat gambaran kira-kira tulisan apa yang akan dibuat untuk tema lomba ini, siapa tau inilah awal yang mengantarkan kalian pada kemenangan, he..he..
Kalian tau, sudah berapa info lomba yang aku tulis dan print out dan dipajang dikamar atau aku tulis di buku harian dan handphone, entahlah, tidak bisa dihitung. Berapa persen dari info lomba yang aku tulis dapat aku ikuti? Entahlah juga jawabnya, namun jawaban entahlah yang pertama kontradiktif dengan yang kedua, karena ternyata hanya sedikit lomba yang dapat aku ikuti. Lalu, bagaimana jika aku tidak menuliskannya? Mungkin aku tidak pernah mengikutinya sama sekali. Jadi mulailah kalian untuk menjadi kolektor info-info lomba.
Mulailah setelah aku mendapat gambaran mengenai tema lomba tadi, aku mulai menuliskan blue print/kisi-kisi. Sebenarnya aku bukan orang yang sistematis dalam mengerjakan sesuatu. Namun ternyata belajar/menulis dengan sitematis itu menguntungkan, karena memudahkan kita untuk mengembangkan tulisan kita. Kalau karya tulis ya mulailah dengan memformulasikan pada bab satu, seperti latar belakang, masalah yang akan diambil, tujuannya, dll hingga pada bab 5, kesimpulan dan saran. Namun untuk sistematika, ikuti aturan yang diberikan oleh pihak yang mengadakan lomba. Karena biasanya memiliki sistematika yang berbeda-beda.
Saat itu aku mengambil konsep ekodrainase, sebagai salah satu konsep yang sangat aplicable untuk mengatasi banjir dan kekeringan di propinsi Banten. Pada umumnya di Indonesia masih menggunakan drainase konvensional dengan filosofi membuang/mengalirkan air sebanyak-banyaknya ke sungai, rawa, kolam, dll jika musim penghujan tiba. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya banjir, karena pada metode ini, tidak mempertimbangkan kemampuan sungai dalam menampung air. Dan banjir merupakan investasi terjadinya kekeringan. Oleh karenanya di butuhkan konsep drainase baru, salah satunya adalah ekodrainase yaitu drainase ramah lingkungan. Dengan memakai filosofi menyerapkan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah saat banjir yang kemudian menjadi cadangan air saat kemarau tiba.
Salah satu kunci dalam membuat karya tulis adalah aplicable, dan bermanfaat bagi orang banyak. Terlebih jika yang mengadakan instansi pemerintah, salah satu tujuan mereka adalah agar dapat diaplikasikan di masyarakat.
Alhamdulillah setelah menunggu berapa hari, akhirnya pengumuman pun tiba. Dan aku terpilih menjadi salah satu finalis dari sepuluh orang finalis. Ternyata hanya aku sendiri yang masih bergelar mahasiswa. Yang membuat aku sedikit pesimis, salah satu finalisnya adalah dekan FT UNTIRTA yang sudah bergelar master. Ehm..pastinya sudah tau banget strategi apa yang bagus untuk diaplikasikan di Banten dalam menghadapi banjir dan kelangkaan air di Banten. Pengumuman finalis diberitau 3 hari sebelum presentasi karyatulis. Al hasil aku mesti pontang panting membuat presentasi yang menarik. Ingatkah kalian dalam untuk menang dalam KTI selain content yang ditawarkan aplicable dan bermanfaat bagi banyak orang, mengikuti sistematika penulisan yang benar/sesuai aturan yang diberi dari pihak yang mengadakan lomba, dan satu lagi adalah presentasi yang memukau, baik isinya maupun performance kita.
Waktu 3 hari tidak aku sia-siakan, aku cari poto sekitar kota serang sebagai study kasus dalam penggunaan dan pengelolaan drainase yang masih konvensional. Ehm…untungnya aku ditemani oleh sahabatku, akhirnya kita berdua mengunjungi beberapa perumahan disekitar kota serang untuk mencari sample. Dan aku juga mengambil sample di kota cilegon yang di bantu oleh adikku, thanks bro. aku ga akan melupakan jasa kalian. Ga lupa juga buat cece, yang pinjemin hape berkamera dan menemaniku menyelesaikan slide sampai harus minep-minep dirumah. Aku juga melengkapi data ku dengan grafik, peta, serta data empiris lainnya untuk memperkuat argumentasiku.
Hari presentasi akhirnya tiba juga, saat itu dilaksanakan di hotel Mahadria. Sebelum berangkat, aku meminta restu dan doa orangtuaku. Satu hal yang tidak akan aku lupakan selain berdoa kepada Allah. Lagi-lagi aku mesti berterimakasih dengan sahabatku, karena ia jugalah yang mendampingiku dan menjadi operatorku. Deg-degan rasanya ada dalam forum itu. Sempat berkenalan dengan beberapa finalisnya juga, ada yang dari ITB atau pegawai DPU nya sendiri. Diantara sepuluh finalis, hanya ada dua orang yang wanita, aku dan seorang karyawan (lupa mengenai jati dirinya). Saat itu aku mendapat undian ke 3, ehm…nomor yang cantik fikirku. Tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lama. Ketika sesi presentasi berlangsung, hanya peserta yang akan mempresentasikan karya tulisnya lah yang masuk ke dalam ruangan, sedang yang lainnya tidak diperbolehkan. Hanya peserta dan tamu undangan yang boleh mengikuti sesi ini. Hampir menunggu 2 jam, akhirnya bagianku untuk mempresentasikan karya tulisku pun tiba. Saat itu yang ada dalam fikiranku, aku harus menampilkan presenatsi ini se memukau mungkin, terutama performance ku harus meyakinkan. Aku sengaja menggunakan sinar laser untuk menunjukkan hal-hal detil yang adalm presentasiku. Sudah seperti orang ahli saja fikirku. Namun memang hal kecil ini yang membuat pedeku semakin bertambah. Tidak aku pungkiri nervous itu melandaku, secara jurinya ada dari berbagai elemen. Kalau tidak salah dari PU sendiri, dari media, lingkungan, LSM penyelamatan bumi dll. Sebenarnya dalam presentasiku, aku sempat salah membaca peta. Malu juga saat ditegur, wah pointku ilang satu nih, ujarku dalam hati. Kalau kalian dihadapkan pada hal seperti itu, jangan kalian mengelak jika benar kalian memang salah, akui kesalahan kita dengan jantan. Justru jika kita gengsi mengakui kesalahan kita, maka kan menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Masing-masing juri memberikan pertanyaan, cukup berat juga, namun aku berusaha menjawabnya dengan sistematis dan tepat sasaran. Sesekali tepuk tangan dari peserta terdengar, cukup membuatku memanas untuk tetap memberikan performance yang bagus. Alhamdulillah akhirnya sesi presentasiku selesai juga, puas tidak puas yang pasti aku sudah menunjukkan semua potensi yang aku miliki. Adapun hasil, aku serahkan semuanya kepada sang pemilik jiwa. IA tahu apa yang terbaik untukku.
Selepas magrib, barulah acara puncaknya yaitu pengumuman pemenang. Dari sepuluh finalis, dipilih 3 orang menjadi juara. saat itu aku hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan kesempatan menjadi yang terbaik pada event ini. Pengumuman pemenang akhirnya tiba, pengumuman diawali oleh pemenang ke tiga, “ehm..bukan aku” ujarku dalam hati sambi berharap semoga berikutnya. Kemudian pemenang kedua pun diumumkan, “wah..bukan aku lagi” ujarku dengan sedih namun tetap berdoa dan berharap. Aku sudah pesimis, karena juara yang ke 3 dan kedua adalah oarng-orang yang berpengalaman dalam tema yang diangkat. Sangat berbeda denganku. Namun aku masih terus berharap, walau harapan itu semakin kendur. Akhirnya pengumuman juara yang pertama di sebutkan. Aku hampir idak percaya saat namaku dipanggil dan tertulis dalam slide. Aku mencoba tenang, semoga ini buan mimpi. Masih dengan rasa kurang percaya, akhirnya aku baca tulisan di slide, dan itu memang benar namaku “FADILLA OKTAVIANA”. Alhamdulillah, Allah memberikan anugrah yang terindah saat itu.
Thanks God, my parent, my beloved friends, my beloved brother, dan semua yang ikut mendoakan aku. (teteh, cece, cyd, thanks for ur help)

WallahuAlamubishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi siapapun yang mau berdiskusi, silahkan berikan kometar...